Rabu, 04 Desember 2013

Kisah Sapi Emas dalam Surat Al Baqarah


Ust. Abi Makki

Kisah dalam Al Quran fungsinya memberikan pelajaran dan pemahaman. 
Hari ini kisah Bani Israil, dari QS Al Baqarah : 67-74.

Bani adalah kumpulan, keturunan.
Israil dari bahasa Ibrani. 
Yakub AS gelarnya adalah Israil. Il artinya Allah. Israil artinya Abdullah. 
Jibril adalah Abdul Jabbar, Ilnya adalah Allah.
Il adalah sifat yang berkaitan dengan Allah. 
Yakub anaknya 12, diantaranya Nabi Yusuf, Benyamin.

Nabi Yakub pindah ke Mesir, dan disitulah berkembangnya dari 12 keturunan tersebut. 
Di zaman bani Israil nanti ada laki-laki shaleh.

Alkisah ada seorang anak shaleh bani Israil dan bapaknya yang memiliki sapi yang berwarna kuning keemasan. Dan tidak ada sedikitpun cacat atau warna lainnya. Bapaknya kemudian meninggal, wasiatnya adalah sapi itu jangan dijual kecuali ditukar dengan emas seberat badan sapi tersebut. 

Dalam kabilah lain (salah satu dari 12 keturunan ini) ada seorang anak yatim berusaha mencari nafkah dan bangkit dari kemiskinan. Ia membunuh pamannya yang kaya raya lalu berteriak seolah dia kehilangan. Ia menyebarkan fitnah bahwa pamannya memiliki urusan bisnis dengan pihak lain. Kabilah lain saling mencurigai satu sama lain. 

Kemudian mereka datang ke Nabi Musa untuk meminta petunjuk. Dari kabilah manakah yang membunuhnya? 

Nabi Musa AS menjawab; "Allah memerintahkan kalian untuk menyembelih sapi untuk mengetahui siapa pembunuhnya

Mereka bingung dan mempertanyakan jawaban Musa, seolah Musa bercanda atau tidak paham apa yang mereka inginkan. 

'Anid = keukeuh = ngeyel, keras kepala dengan kesalahan walaupun sudah diberi tahu tentang kebenaran. 
Bani Israil tetap seperti itu kepada Nabi Musa. Beliau tetap bersabar dan berkata, "aku berlindung dari orang-orang yang jahil, dan jangan terpancing dengan apa yang mereka katakan."

"Tolong tanya kepada Tuhan Kamu", kata Bani Israil. Kata tersebut tidak ada sopan santunnya. 

Kalau ada masalah, carilah solusi yang paling mudah tapi benar. Islam tidak memberikan satu kerumitan. Tidak ada hadits yang memberikan petunjuk kita untuk berdzikir lebih dari seratus kali. Sebanyak-banyaknya tapi tak perlu dihitung sampai ribuan. 
Sesuatu yang sulit hakikatnya bukan dari Allah, tapi dari kita sendiri. 

Tapi Bani Israil nanya lagi. Sapi macam apa? Jantan atau betina? Usia berapa? 

Nabi Musa menjawab, "ayo cepat kerjakan saja." 

Bani Israil bertanya lagi, "warnanya apa?"

Akhirnya dijawab, "kuning, satu warna, kuning keemas-emasan, tidak tua tidak muda, orang yang melihatnya pasti akan senang"

Masih keukeuh nanya karena ngeyel dan menganggap enteng atau sombong. "Lalu apa lagi?"

Sapi ini dimanja, tidak pernah bekerja. 

Barulah mereka mencarinya. Kemana-mana. Akhirnya ada yang mengatakan, ada seorang anak kecil yatim yang memiliki sapi keemasan sesuai yang dikatakan Nabi Musa. Mereka berkomentar, "akhirnya bener juga perkataan Musa ya" seolah perkataan beliau yang lain tidak pernah benar. Padahal apapun yang dikatakan Nabi selalu benar kan...

Mereka bertanya, "berapa harga sapi ini?"
"Tidak dijual", jawabnya.
"Berapa kamu meminta harga untuk sapi ini?"
Kemudian anak itu mengatakan sesuai wasiat ayahnya.
Saking sombongnya Bani Israil menyanggupinya.

Dibawa sapi tersebut kepada Musa. "Hendak diapakan sapi ini?"
Musa mengatakan, "seperti sudah kukatakan sebelumnya, sapi ini disembelih atas perintah Allah untuk mengetahui siapa pembunuh orang kaya ini"

Sap itu kemudian disembelih, lalu jasadnya dibawa ke depan mereka. Atas ijin Allah, sapi tersebut bangun dan menunjuk kepada keponakan si kaya, yang menikahi anaknya demi hartanya, lalu membunuhnya untuk memiliki hartanya karena ia gila harta. Ia tidak mendapat warisan dan dihukum atas perbuatannya. Dan anak yatim yang shaleh itu mendapatkan kekayaan karena menuruti wasiat ayahnya. 

Mengapa sapi yang disembelih? Karena sejarah Bani Israil pernah mengagung-agungkan dan menyembah Sapi. Jadi Allah memberi petunjuk untuk memerangi syirik itu. Sapi keemasan itu disembelih untuk menghentikan kesyirikan. 

Al Quran menegaskan, setelah kejadian itu, Bani Israil tetap berkeras hati, bahkan lebih keras dari batu. Banyak orang semakin dinasehati semakin jauh dari rahmat, hatinya seperti batu. 

Tapi ingat, berapa banyak batu yang bisa mengeluarkan air? Tapi ada juga batu yang jatuh dari gunung saking takutnya oleh Allah. Bahkan batu saja masih tunduk kepada Allah.

Hikmah yang ada, kenapa dinamakan Surat Al Baqarah? 
Itulah penjelasan terhadap orang yang ngeyel, kenapa sih perintah Allah banyak macamnya? 

Jawabannya, apapun yang Allah perintahkan itu pasti baik, walaupun kita tidak paham secara mendetail, bukan berarti kita tidak mengerjakannya. Kerjakanlah karena Allah memerintahkannya, karena kita adalah umatNya. Banyak orang bertanya karena butuh penjelasan, tapi lebih banyak yang banyak bertanya karena tidak mau menuruti perintah Allah. 

Jadilah ummat yang menuruti perintah Allah karena pasti Allah memiliki alasan yang belum tentu kita ketahui, untuk keselamatan kita di dunia dan akhirat. 

Pegangan yang benar adalah Quran dan hadits. Carilah guru yang baik, tapi bila keluar dari syariat janganlah didekati. 

Jangan memiliki sifat hasad. Tidak boleh membenci. Karena bila ada kebencian akan memulai jalan menuju kehancuran. 

Bila ada seseorang bersalah, khususnya dalam hal ini muallim, jangan mengatakan kesalahannya di depan publik/jamaah, tapi temui orangnya secara personal untuk meminta klarifikasi. Gunakan cara menegur yang sopan dan tidak menyakiti, hargailah orang lain. Adab yang baik diutamakan dalam hubungan sosial sesama manusia.