Kamis, 09 Mei 2013

Shalat seperti Rasulullah

Kajian Sunnah pagi ini pukul 08.30-10.00
bersama Ust Idrus Yusuf MA
membahas kitab "AL-WAJIZ" Ensiklopedi Fiqih Islam dalam Al-Qur'an dan As-Sunnah As-Shahihah karya Abdul Azhim bin Badawi Al-Khalafi

Shalat seperti Rasulullah

Shalat Maghrib
Shalat berjamaah lebih baik dari sendiri. Tapi bagi perempuan lebih baik di rumah daripada di masjid.

Rasulullah sholatnya tidak pernah sendirian, kecuali pada akhir hayatnya.

Dalam safar (perjalanan) Rasulullah membaca surat yang pendek-pendek.

Shalat yang mengiringi sholat Maghrib disebut Shalat Awwatibah/Ba'diyah Maghrib. Nabi membaca Al Kafirun (rakaat 1), yang kedua surat Al Ikhlas.
Qabliyyah Subuh juga demikian..

Sholat Isya
Sholat Isya, beliau kadang membaca ayat dari tengah surat. Misalnya dari ayat tertentu saja. Tidak harus dari awal surat. Misalnya ayat Kursi.
Nabi juga pernah membaca Surah As Syams, Al Buruj, Al Layl, Al Alaq. Panjangnya hampir sama.

Bila mendengar surat Al Insyiqaq, Nabi melakukan sujud. Namanya sujud Tilawah.
Sujud tilawah adalah sujud yang dilakukan saat membaca ayat Sajdah.

Ayat terakhir Al-Alaq juga termasuk surat Sajdah. Ada tanda mesjid di belakang ayat.

Setelah sujud tilawah, kita berdiri lagi lalu membaca surat baru. Takbiratul ihram lalu ruku'.

Kalau menjadi Imam, bacaannya jangan panjang-panjang, karena di antara makmum ada yang lemah, punya urusan/hajat, dll.

Bila sedang menjadi makmum dan terburu-buru sedangkan Imam membaca surat panjang, boleh memisahkan diri dari jamaah, meneruskan sholat sendiri. Pahalanya berkurang tetapi sholatnya syah. Sifatnya insidental. Hal ini dianggap lebih baik daripada sepanjang sholat sambil menggerutu. Tidak perlu mengulang dari awal, melainkan melanjutkan sholat sendiri.
Memisahkan dari jamaah jangan sampai membelakangi Kiblat. Menyelesaikan ayat, memisahkan diri tanpa membalik badan dari Kiblat lalu langsung rukuk di tempat baru.

Lewat di depan shaf sholat tidak apa-apa, karena sutrahnya di Imam, dan ada kepentingan yang mendesak.

Shalat malam
Beliau mengeraskan bacaan atau mentsirkan bacaan. Nabi di shalat malam kadang memendekkan tapi kadang juga membaca yang panjang.
Tahajjud boleh berjamaah, boleh juga sendiri.
Beliau membaca QS Al Baqarah. Melanjutkan surat An Nisa. Kemudian surat Ali Imran.
Semua dalam 1 rakaat.
Nabi apabila melewati ayat tasbih beliau berhenti untuk membaca tasbih.

Sholat sunnah boleh membawa quran bila belum hapal. Belum ada riwayat tentang Nabi mengkhatam Quran dalam satu malam. Jadi tidak usah dipaksakan.

Di awal2 masa kenabian, Rasul melarang menulis hadits, khawatir tercampur dengan Quran.
Bacaan sujud tilawah di halaman 250-251.
"Sajada wajhi lilladzii khalaqahuu wa syaqqa sam'ahuu wa bashara huu bihaulihii wa quwwati"

Barangsiapa yang membaca 100 ayat dalam sholat malam, dia akan dijauhkan dari menjadi orang yang lalai
(Shahih)

Tidak sholat malam semalam suntuk. Rasulullah hanya sholat semalam suntuk sebelum Perang Badar.

QS Al Maidah 118.
Dibaca rasul terus menerus dalam satu sholat malam.

Rasulullah mengajarkan Islam dalam dua cara, mengajar dalam pertemuan atau langsung memberi contoh dalam praktek.

Membaca surah Al Ikhlas berkali-kali pun tidak apa-apa. Al Ikhlas kan sepertiganya Quran.

Sujud sahwi.
Kalau tertinggal rukun maka wajib mengulang sholat lalu sujud sahwi, duduk antara dua sujud, sujud sahwi lagi, lalu ulangi rakaat lagi.
Kalo sesudah salam, harus ulang sholatnya.

Q&A:
Menitip doa untuk didoakan dalam majlis.
Lebih baik doakan dalam sholat, bukan dalam doa berjamaah. Rasulullah tidak pernah berdoa bersama.